Jumat, 22 Juli 2011

Don't Rush to Say "I can't"


Don’t rush to say “I can’t”
Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?” “Hah?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?” “Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?” “Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.
“Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?” “Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu” tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya. Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam. “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?” “Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali. (http://kisahkasihdunia.wordpress.com/2011/04/page/2/)
Dari cerita singkat ini menginspirasi saya untuk mengubah kebiasaan buruk saya yang sering merasa berat bila diberi tugas yang sangat banyak, apalagi diwajibkan selesai dalam waktu singkat. Jangan berpikir seberapa banyak pekerjaan tersebut, pikiran itulah yang membuat kita berat untuk memulai pekerjaan tersebut. Sebaiknya kita jangan berpikir seberapa berat dan seberapa banyak dulu atau berpikir kita tidak sanggup seperti jam tadi. Saya pernah baca suatu bacaan yang sangat menginspirasi, dalam bacaan tersebut mengatakan “ren de neng li shi u xian de” artinya kemampuan manusia tiada batasnya, diceritakan ada seorang lelaki tua yang tidak siapapun yang akan menyangka dia sanggup sendirian mengangkat kulkas seberat kurang lebih 50 kg dari lantai lima sampai ke bawah. Ini menunjukkan kemampuan seorang manusia tidak dapat diperkirakan. Talenta manusia  kadang membutuhkan sedikit tantangan untuk bisa dikeluarkan sepenuhnya. “tian sheng wo cai bi you yong” artinya Tuhan menciptakan semua kita dengan talenta kita masing-masing. Jadi jangan pernah meremehkan ataupun merendahkan kemampuan diri kita sendiri tapi juga jangan terlalu meninggikan diri menjadi sombong. Selalu bersikap rendah hati terhadap siapapun, kapanpun dan dimanapun bisa membuat kita semakin maju dan pergaulan juga bisa semakin luas. Mary Kay Ash pernah berkata “Jangan batasi diri Anda. Banyak orang membatasi diri dengan apa yang mereka bisa lakukan. Faktanya, Anda bisa pergi sejauh pikiran Anda membiarkan Anda pergi. Ingat, Anda dapat meraih apa yang Anda percayai”. Ingatlah, kekuatan pikiran sangat mempengaruhi semua hal yang akan Anda lakukan.
Omongan seseorang bisa jadi doa yang mujur, bisa juga jadi kutukan yang menyeramkan. Contohnya, waktu kita nikah kita mengundang banyak orang untuk memberi ucapan selamat pada kita. Tujuannya ya tidak lain tidak bukan kata-kata ucapan tersebut menjadi kekuatan yang bisa menwujudnyatakan harapan kita. Contoh lain, pernah ada suatu penelitian pada dua anak. Satu anak dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Ketika anak tersebut melakukan kesalahan, anak tersebut tidak dimarahi tetapi dengan diberi kata-kata mendorong dan memperbaiki kesalahan dengan nasehat-nasehat dan ketika anak tesebut melakukan sesuatu dengan benar juga diberi pujian serta hadiah. Sehingga anak itu akan mengingat ketika dia melakukan sesuatu yang benar akan mendapat hadiah dan menghubungkan kedua hal tersebut.

Satu anak lagi dibesarkan dalam lingkungan penuh tekanan. Setiap kali anak itu melakukan kesalahan, anak itu dimarahi, ditekan untuk selalu benar, dan sering menyalahkan anak itu meski bukan sepenuhnya salah dia. “Bodoh”, seorang anak yang sering dimarahi “bodoh” akan memiliki anggapan bahwa dia itu benar seorang yang bodoh.
Manusia cenderung menyukai pujian. Jadi tidak ada salahnya kita memuji orang sekali-kali. Meski kadang pujian bisa menjadi racun tapi pujian mendorong orang untuk cenderung berpikiran positif. Orang yang berpikiran positif biasanya optimis menghadapi setiap masalah. Selalu optimis melihat setiap hal membuat dunia Anda menjadi lebih indah. Tapi juga jangan sampai tenggelam dalam dunia hayalan Anda sendiri.
Kembali kedua anak tersebut, kedua anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berbeda. Bisa coba Anda tebak, anak mana yang akan tumbuh menjadi seorang optimis dan anak mana pula tumbuh menjadi seorang yang pesimis. Tidak perlu diragukan Anda akan menjawab anak pertamalah yang si Optimis dan anak kedualah yang si Pesimis. Inilah bukti kekuatan omongan. Pernah ada yang bertanya jika ada sebuah gelas yang tinggal sesuap air, Anda yang optimis akan mengatakan “Syukurlah masih ada sedikit air meski cuma sesuap”. Si Pesimis? “Aduh, sialnya saya. Ingin minum air saja tak ada, sedikit ini mana cukup”. Pikiran seperti ini jelas-jelas salah total. Kita tentu harus selalu bersyukur terhadap apapun di sekeliling kita karena disaat kita kehilangannya tiada hal yang bisa kita lakukan selain menyesal. Lost time never back, regret always come late.
Cerita jam tadi mengatakan kepada kita untuk jangan buru-buru untuk mengatakan “tidak bisa” sebelum kita mencoba. Cobalah terlebih terdahulu, belum coba siapa tahu kita bisa tidak. Apalagi tidak ada ruginya kita mencoba untuk berusaha. Bisa atau tidak itu masalah belakangan. Omongan saja memang sangat gampang, tapi pikiran kita terlebih dahulu bilang “tidak bisa”. Mungkinkah kita pergi mencoba. Just try it! Mari kita coba melakukannya.